Kamis, 02 Februari 2017

Renungan : oleh Romo Rusbani Setiawan BS.
Catatan di Penghujung Hari
2 Februari 2017

Berita hari Kompas hari ini di bawah judul "Bebaskan Siaran TV dari Kekerasan" memberitakan bahwa Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) telah menandatangani nota kesepahaman terkait dengan perlindungan perempuan dan anak di bidang penyiaran dengan Ketua KPI. Dengan kerjasama itu diharapkan mendorong televisi menayangkan siaran yang bebas dari muatan kekerasan, eksploitasi, diskriminasi, pelabelan, serta merendahkan harkat perempuan dan anak..
Sudah banyak komentar dari berbagai pihak bahwa tayangan televisi kita kurang memperhatikan unsur pendidikan dan mutu tayangan masih kurang. Berhadapan dengan berbagai komentar seperti itu selalu ada tarik menarik kepentingan antara tayangan yang bermutu dan edukatif dengan selera pasar. Televisi selalu mengejar rating karena rating menentukan iklan yang masuk; dan hidup matinya industri pertelevisian ditentukan oleh iklan. Ketika tayangan-tayangan televisi yang dinilai kurang bermutu dan kurang mendidik disukai pasar maka mau tidak mau program-program tayangan itu akan terus bermunculan.
Kiranya usaha yang juga penting dilakukan adalah pendidikan para penikmat siaran televisi. Para orang tua mengontrol putra putrinya dalam melihat tayangan televise,mendampingi dan mengajak selektif dalam menonton siaran. Artinya memilih siaran macam apa yang akan ditonton, bukan sekian jam nonton televisi entah apa yang ditayangkan. Kebiasaan yang banyak terjadi dalam menonton televisi adalah menghidupkan televisi dan menonton bukan melihat program acara yang ditawarkan dan memilih program tayangan yang dipilih untuk ditonton. Persoalan muncul ketika televisi merupakan satu-satunya hiburan bagi keluarga dan hanya satu stasiun televisi yang dapat dilihat.
Tayangan yang bermutu membutuhkan modal besar akan tetapi biasanya rating rendah sehingga pemasukan bagi industri televisi rendah. Sementara tayangan yang dianggap tidak bermutu dengan modal yang tidak terlalu besar tetapi ratingnya tinggi sehingga pemasukan untuk industri televisi besar. Sementara banyak masyarakat yang tidak punya pilihan hiburan selain dari menonton apa yang ditayangkan.
Kalau begitu apa yang harus dilakukan?

Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar