Renungan : oleh Romo Rusbani Setiawan BS
Catatan di Penghujung Hari
6 Mei 2017
Dalam perjumpaan
dengan seorang bapak, bapak itu bercerita tentang kebiasaan doa bersama
dalam keluarga. Keluarga menyepakati bahwa tiap sore ada doa bersama,
setiap anggota keluarga mendapatkan peran dalam doa bersama. Saat doa
bersama menjadi saat yang indah bagi Bapak dan istrinya dan seluruh
anggota keluarga karena ada perasaan cinta yang dirasakan dan ada
kesatuan hati dalam keluarga. Dalam doa, setiap anggota keluarga
didoakan dengan disebut namanya satu
persatu, bila ada keinginan atau harapan khusus dari anggota keluarga,
maka seluruh keluarga mendukung dan mendoakan. Menurut pengalaman bapak
tersebut dengan doa bersama ada penanaman nilai bagi keluarga khususnya
untuk anak-anak. Penanaman nilai iman bahwa Allah adalah sumber segala
sumber sehingga padaNyalah kita manusia berpasrah dan memohon. Penanaman
nilai beriman bahwa memohon adalah bentuk kesediaan untuk berjuang
mengusahakan dengan daya-daya manusiawi yang ada sembari selalu
mengandalkan penyelenggaraan ilahi. Penanaman nilai cinta kasih untuk
saling mendukung, menghormati, melayani satu dengan yang lain dan
menghargai perbedaan-perbedaan dalam keluarga. Disamping itu, masih
menurut bapak tersebut, setelah doa ada pembicaraan bersama, kalau ada
masalah dibicarakan tanpa emosi, kalau ada nasehat diberikan dengan
singkat namun mengena.
Apakah setelah dengan itu kemudian tidak ada
masalah dalam keluarga? Masalah tetap ada kata bapak itu, tetapi kami
tidak takut menghadapi masalah karena kami yakin akan kemampuan kami dan
rahmat Allah untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam keluarga.
Konflik tetap selalu ada tetap kami bisa menyelesaikan dengan tenang,
dengan anak-anak perbedaan pendapat amat sering, tetapi kami belajar
mendengarkan dan mengajak anak-anak untuk juga belajar mendengarkan.
Tidak memaksakan kehendak dan tidak mencari kemenangan dengan
menyalahkan orang lain.
Pendidikan cinta, pendidikan memahami
perbedaan, pendidikan untuk saling menghormati satu dengan yang lain,
selalu harus dimulai dalam keluarga. Andai ini terjadi maka apa yang
berkembang dalam masyarakat yang adalah kumpulan keluarga adalah
buah-buah cinta, buah-buah syukur atas keragaman, dan penghormatan atas
pribadi yang lain.
Kalau negeri ini berkembang suasanan perpecahan dan kebencian jangan-jangan ada yang salah dalam pendidikan keluarga.
Iwan Roes