Jumat, 05 Mei 2017

Renungan : oleh Romo Rusbani Setiawan BS.Catatan di Penghujuang Hari
5 Mei 2017
 
Beredar di media sosial video wawancara dengan orang muda yang ikut aksi damai 55. Anak muda itu ditanya apa motivasi berpartisipasi dalam gerakan aksi damai 55, anak muda itu menjawab keikut sertaannya dalam aksi damai ini adalah untuk membela Allah dan agama. Ketika didesak apakah Allah perlu dibela, dia tidak bisa menjawab selain mengatakan saya membela Allah sehingga nanti Allah akan membela saya, saya menolong Allah sehingga nanti Allah menolong saya. Menarik bahwa orang muda dan kiranya sekian banyak orang yang ikut dalam aksi 55 motivasinya kurang lebih sama yaitu membela Allah dan menolong Allah, dengan demikian mereka akan ditolong Allah. Pandangan yang kurang lebih sama tetapi lebih ekstrem diyakini oleh para “pengantin” gerakan bom bunuh diri. Mereka mau menjadi “pengantin” karena mereka mau membela Allah berjihad untuk membela Allah dan agama. Dengan mereka menjadi pengantin mereka akan mendapatkan kartu pass masuk surga. Apapun perbuatannya di dunia ini tidak menjadi penting, soal amal kebaikan dan semacamnya tidak penting bahkan dosa pun menjadi tidak penting, yang penting menjadi “pengantin” dan masuk surga.
            Setiap agama mengajarkan bahwa Allah itu adalah cinta, maka semua agama mengajarkan dan mewartakan cinta. Mencintai Allah, Mencintai sesama manusia dan mencintai semua ciptaan Tuhan. Maka adalah aneh kalau ada agama mengajarkan segala sesuatu yang berlawanan dengan hukum cinta. Ketika ada agama mengajarkan sesuatu yang berlawanan dengan cinta patut dipertanyakan apakah benar mereka menyembah Allah. Jangan-jangan sebuah penyelewengan ajaran agama yang diaggap legal. Banyak berita yang beredar betapa banyak dan massif ajaran-ajaran agama yang menghalalkan tindakan-tindakan bertentangan dengan hukum cinta; bahkan ajaran tersebut diajarkan sejak masih kanak-kanak. Akibatnya mereka menelan mentah-mentah dan meyakini serta menghidupi ajaran itu sebagai kebenaran ajaran Allah.
            Negara ini mulai menampakkan tanda-tanda dimana berbagai tindak kekerasan dan pemaksaan mengatas namakan agama dan Allah. Artinya sudah amat banyak orang meyakini ajaran agama dan perintah Allah yang jauh dari hukum cinta kasih. Betapa mengerikan Negeri yang berketuhanan ini menjadi panggung tindakan-tindakan yang jauh dari hukum cinta karena adanya oknum-oknum yang menyelewengkan ajaran agama demi kepentingan pribadi dan kelompoknya. Haruskah oknum-oknum itu ditindak tegas? Siapa yang berani menindak mereka?
 
Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar