Minggu, 07 Mei 2017

Renungan : oleh Romo Rusbani Setiawan BS
Catatan di Penghujung Hari
6 Mei 2017

Dalam perjumpaan dengan seorang bapak, bapak itu bercerita tentang kebiasaan doa bersama dalam keluarga. Keluarga menyepakati bahwa tiap sore ada doa bersama, setiap anggota keluarga mendapatkan peran dalam doa bersama. Saat doa bersama menjadi saat yang indah bagi Bapak dan istrinya dan seluruh anggota keluarga karena ada perasaan cinta yang dirasakan dan ada kesatuan hati dalam keluarga. Dalam doa, setiap anggota keluarga didoakan dengan disebut namanya satu persatu, bila ada keinginan atau harapan khusus dari anggota keluarga, maka seluruh keluarga mendukung dan mendoakan. Menurut pengalaman bapak tersebut dengan doa bersama ada penanaman nilai bagi keluarga khususnya untuk anak-anak. Penanaman nilai iman bahwa Allah adalah sumber segala sumber sehingga padaNyalah kita manusia berpasrah dan memohon. Penanaman nilai beriman bahwa memohon adalah bentuk kesediaan untuk berjuang mengusahakan dengan daya-daya manusiawi yang ada sembari selalu mengandalkan penyelenggaraan ilahi. Penanaman nilai cinta kasih untuk saling mendukung, menghormati, melayani satu dengan yang lain dan menghargai perbedaan-perbedaan dalam keluarga. Disamping itu, masih menurut bapak tersebut, setelah doa ada pembicaraan bersama, kalau ada masalah dibicarakan tanpa emosi, kalau ada nasehat diberikan dengan singkat namun mengena.
Apakah setelah dengan itu kemudian tidak ada masalah dalam keluarga? Masalah tetap ada kata bapak itu, tetapi kami tidak takut menghadapi masalah karena kami yakin akan kemampuan kami dan rahmat Allah untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam keluarga. Konflik tetap selalu ada tetap kami bisa menyelesaikan dengan tenang, dengan anak-anak perbedaan pendapat amat sering, tetapi kami belajar mendengarkan dan mengajak anak-anak untuk juga belajar mendengarkan. Tidak memaksakan kehendak dan tidak mencari kemenangan dengan menyalahkan orang lain.
Pendidikan cinta, pendidikan memahami perbedaan, pendidikan untuk saling menghormati satu dengan yang lain, selalu harus dimulai dalam keluarga. Andai ini terjadi maka apa yang berkembang dalam masyarakat yang adalah kumpulan keluarga adalah buah-buah cinta, buah-buah syukur atas keragaman, dan penghormatan atas pribadi yang lain.
Kalau negeri ini berkembang suasanan perpecahan dan kebencian jangan-jangan ada yang salah dalam pendidikan keluarga.

Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar