Kamis, 04 Mei 2017

Renungan : oleh Romo Rusbani Setiawan BS
Catatan di Penghujung Hari
4 Mei 2017

Berita harian nasional mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo dalam pidato peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia (World Press Freedom Day 2017). Presiden mengatakan bahwa kebebasan mesti memberikan manfaat bagi kemajuan bangsa. Dalam kebebasan itu, media massa bertanggung jawab menjaga perdamaian dan keadilan bangsa. Karena itu, media massa harus obyektif karena pemerintah membutuhkan pandangan kritis agar negara terarah. Berdasar pada pernyataan Presiden tersebut pers harus berani jujur dalam memberitakan dan harus berdasarkan data-data yang sahih.
Menuju ke arah pers yang bertanggung jawab, kritis dan jujur rasanya masih menjadi pekerjaan rumah yang amat berat bagi semua pemangku kebijakan dan semua insan pers. Tidak dapat dipungkiri bahwa para pemilik modal masih berkuasa atas produk pers. Pemberitaan atas suatu peristiwa oleh media massa amat tergantung pada siap pemilik modal dari media massa tersebut. Satu sisi dengan adanya berbagai sudut pandang pemberitaan akan memperkaya para pengguna informasi tersebut. Akan tetap persoalan yang ada tidak banyak pengguna informasi media massa mempunyai kemampuan untuk mengakses berita dari berbagai media masa. Ketika pengguna informasi hanya mampu mengakses satu media yang selalu melihat sisi negative dari sebuah peristiwa berarti dia akan selalu mendapatkan berita negative yang akan diyakini sebagai kebenaran informasi. Demikian sebaliknya. Pers yang bebas bertanggung jawab dan kritis seharus bebas dari kepentingan para pemilik modal.
Disamping kekebebasan pers terkendala kepentingan pemilik modal, hal lain yang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pers yang bebas, bertanggung jawab, kritis dan jujur adalah adanya insan pers yang bisa “dibeli”. Tidak bisa dipungkiri adanya kenyataan masih ada wartawan yang mudah “dibeli” artinya dengan mendapatkan imbalan sejumlah uang maka wartawan akan menutupi fakta-fakta yang dianggap merugikan sumber berita. Sehingga berita yang jujur dan kritis tidak dapat diwujudkan. Bahkan di beberap daerah banyak berkeliaran wartawan-wartawan yang berlaku seperti “preman”. Mereka mendatangi sumber berita dengan mengancam akan memberitakan hal-hal yang merugikan sumber berita jika sumber berita tidak mau menyediakan sejumlah uang yang diminta.
Berita yang aktual, kritis, jujur dan bebas menjadi dambaan semua masyarakat pengguna informasi. Selamat hari kebebasan pers dunia 2017.

Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar