Minggu, 19 Februari 2017

Renungan : Romo Rusbani Setiawan BS. 

Catatan di Penghujung Hari
19 Februari 2017

Dalam debat publik, pasangan calon Gubernur DKI Anies – Sandiaga Uno menyebutkan salah satu program unggulannya adalah memberikan kredit rumah tanpa DP. Ketika ditanya oleh pasangan lain, dia menjawab bahwa itu ada hitung-hitungannya. Sontak program itu menjadi bahan ejekan di media sosial, bahkan beberapa orang membuat perhitungan yang menunjukkan bahwa program itu tidak mungkin dilaksanakan. Beberapa hari yang lalu Gubernur Bank Indonesia mengatakan bahwa tidak bisa kredit rumah tanpa DP itu melanggar peraturan. Media sosial kembali ramai dengan tuntutan agar Anies meminta maaf atas program yang ditawarkan tetapi tidak mungkin untuk dilaksanakan. Alih-alih meminta maaf Anies justru membela diri bahwa ada kesalahan publik mengerti maksud program kredit rumah tanpa DP.

Ada ungkapan “No bodies perfect”, artinya setiap orang bisa salah dan bisa jatuh. Keberanian mengakui kesalahan adalah sebuah sikap yang terpuji. Memang dengan mengakui kesalahan seolah-olah seseorang mendapatkan aib. Akan tetapi bagi public figure mengakui kesalahan menunjukkan kedewasaan diri dan sikap ksatria. Beberapa waktu yang lalu Agus Harimurti menampilkan diri sebagai seorang ksatria dengan berani mengakui kekalahan. Kendati seolah-olah itu aib akan tetapi publik memberi apresiasi yang tinggi. Keberanian mengakui kekalahan dan kesalahan tidak dimiliki oleh banyak orang maka butuh teladan orang yang berani dengan ksatria mengakui kesalahan alih-alih membela diri.

Seseorang yang tidak berani dan tidak mengakui kesalahan adalah pecundang, dan amat berbahaya bila menjadi pemimpin karena dia akan mengorbankan orang lain sebagai kambing hitam untuk memoles kesuciannya.

Iwan Roes


Tidak ada komentar:

Posting Komentar