Kamis, 09 Februari 2017

Renungan oleh : Romo Rusbani Setiawan BS.
Catatan di Penghujung Hari
9 Februari 2017

Di halaman sosok hari Kompas hari ini menampilkan Jose Manuel Barroso. Ia adalah mantan Perdana Menteri Portugal, Mantan Presiden Komisi Eropa dan penerima Nobel Perdamaian pada tahun 2012. Menjawab pertanyaan tentang damai itu apa, Ia menjelaskan bahwa damai itu adalah kondisi dari adanya kesetaraan dalam segala hal. Mencegah perang adalah menghilangkan segala akar ketidak setaraan.
Akhir-akhir ini di masyarakat nampak menguatnya bentuk-bentuk sekterianisme. Banyak orang dengan mudah terprovokasi untuk bergabung dengan kelompok-kelompok tertentu menjadikan identitas kelompok menjadi identitas dirinya. Berdasar pendapat Barrosa, maraknya berbagai kelompok sekterian ini berpotensi mengancam kedamaian dalam masyarakat. Karena kelompok-kelompok sekterian ini cenderung menempatkan kelompoknya sebagai yang lebih tinggi atau lebih unggul dibanding kelompok lain. Dan tidak jarang kelompok yang semakin kuat akan menindas dan memarjinalkan kelompok lain yang lebih lemah. Kejadian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa damai itu telah berulang kali dilukai karena adanya kelompok-kelompok sekterian. “Damai akan terjadi tergantung pada kemauan dan peran banyak pihak, “ kata Barroso. Ketika sebagian besar lebih senang dengan adanya kelompok-kelompok sekterian maka menunjukkan bahwa kemauan dan peran untuk damai semakin jauh.
Dengan menggunakan pendapat Barroso sebagai indikator maka kita dapat melihat diri sendiri apakah aku orang yang damai dan pembawa damai? Jawabnya adalah apakah aku memandang orang lain sebagai yang setara dengan aku atau tidak.

Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar