Kamis, 16 Februari 2017

Renungan : oleh Romo Rusbani Setiawan BS.
 
Catatan di Penghujung Hari
16 Februari 2017

Setelah muncul hasil penghitungan cepat Pemilu Kepala Daerah DKI, pasangan calon nomor urut satu menggelar konferensi pers. Dalam konferensi pers tersebut Agus Harimurti, yang didampingi calon wakilnya menyatakan bahwa ia menerima kekalahan dengan besar hati, tidak menyalahkan siapapun sebagai penyebab kekalahannya dan menyatakan sudah mengucapkan selamat kepada pasangan Ahok – Jarot dan Anies – Sandiaga. Pernyataan Agus sontak memberi rasa sejuk dan rasa semakin damai suasana pemilu DKI. Pernyataan Agus mendapatkan apresiasi dari banyak pihak sebagai sikap ksatria. Tentu pernyataan Agus diluar dugaan dari banyak orang, karena banyak yang menduga bahwa konferensi pers akan berisi “curhatan” atas kekalahannya dan akan ada bahan olok-olok yang baru.
Pernyataan Agus menampilkan sikap seorang ksatria, berani bertarung berjuang untuk menang dan berani untuk kalah. Sikap ini menjadi angin segar bagi dunia perpolitikan. Dalam banyak pengalaman pemilu, keluarnya hasil penghitungan suara sering kali diikuti dengan berbagai suasana panas yang mengarah ke kerusuhan karena salah satu atau lebih pasangan yang kalah tidak mau menerima kekalahan. Suasana damai yang muncul karena sikap ksatria menyatukan kembali tali persaudaraan diantara masyarakat yang terpecah karena perbedaan pilihan, sehingga kembali bahu membahu membangun kesejahteraan bersama dengan pimpinan terpilih.
Sikap ksatria berani menerima kekalahan bukan perkara mudah, apalagi berani tampil di muka publik dan menyatakan kekalahannya. Sikap semacam itu menunjukkan kemampuan discresi yang mendalam. Ada kemampuan untuk memilah mana dorongan pribadi yang mengarah kesikap tidak baik dan mana dorongan pribadi yang mengarah kepada kebaikan. Disamping kemampuan untuk memilah, memiliki kemampuan dan keberanian untuk memilih yang mengarah kepada kebaikan meskipun harus melawan ego pribadi. Terakhir adalah kemampuan untuk mengolah rasa dan memeluk penderitaan. Hanya sedikit orang yang mempunyai kemampuan tersebut.
Semoga apa yang ditampilkan Agus menjadi contoh bagi semua pasangan calon yang kalah dalam pemilu, sehingga suasana damai dan tentram sebagai landasan membangun masyarakat yang sejahtera dapat tercipta.

Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar