Senin, 06 Februari 2017

Renungan : oleh Romo Rusbani Setiawan BS.
Catatan di Penghujung Hari
6 Februari 2017

Dalam berita harian Kompas hari ini, di bawah judul Berita Bohong Itu Menorehkan Trauma, Menceritakan kisah Suparman (45) warga Blok Bojong, Desa Curug, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Suparman mengalami trauma karena rumahnya pada tanggal 10 Januari tiba-tiba dilempar batu dan balok, kaca jendela hancur dan di luar rumahnya ada sekitar 2.000 warga desa tetangga, dari Desa Ilir, Desa Parean Girang dan Desa Bulak menyerang desanya. Kejadian yang berlangsung lebih dari 30 menit itu telah meninggalkan trauma mendalam bagi dia sekeluarga dan warga desanya. Peristiwa yang berawal dari berita bohong dari account facebook milik KK memicu kebencian sejumlah pemilik account media social dan membakar amarah warga desa pelaku penyerangan. Peristiwa yang disebabkan berita bohong tidak hanya meninggalkan trauma karena diserang akan tetapi juga merobek tali persaudaraan antar warga desa.
Berita bohong atau yang dikenal dengan hoax telah banyak menimbulkan korban. Korban yang paling mengerikan adalah robeknya tali persaudaraan. Apa yang terjadi di ranah politik negeri ini berita bohong telah merobek tali persaudaraan bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa terkoyak, persatuan dan kesatuan negeri yang dibangun dengan darah keringat para pendiri bangsa telah dirusak oleh berita-berita bohong.
Apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh para pembuat berita bohong menyaksikan kehancuran masyarakat dan bangsa akibat ulahnya. Kedamaian dan kebahagiaan apa yang diimpikan oleh para pembuat berita bohong itu. Jangan-jangan para pembuat berita bohong itu bukan manusia karena tidak punya nalar, hati dan perasaan.

Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar