Rabu, 08 Februari 2017

Renungan : oleh Romo Rusbani Setiawan BS
 
Catatan di Penghujung Hari
7 Februari 2017

Di lembar Opini, harian Kompas hari ini, di bawah judul Memudarnya Keadaban Publik, Abda’la berpendapat bahwa keadaban publik di masyarakat kita sudah mengalami pemudaran yang cukup parah. Banyak diantara kita atau kelompok tertentu bukan hanya sudah tidak menghormati orang dan kelompok lain, tetapi justru menganggap rendah, menghina, dan mengancam orang dan kelompok lain sebagai sesuatu yang biasa. Dan Ironisnya sebagian yang tidak terlibat cenderung diam melihat fenomena ini. Pembiaran terhadap ketidaksopanan dipastikan akan berdampak jauh bagi Indonesia.
Perilaku yang digambarkan diatas banyak terjadi di lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan. Anak-anak dan orang muda mudah sekali mengucapkan umpatan. Dan ucapan-ucapan itu sudah dianggap sebagai bahasa yang biasa dan diucapkan dimana saja entah di sekolah, di rumah atau di luar rumah dan sekolah. Selain umpatan-umpatan yang membiasa di lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan, sikap-sikap penghormatan terhadap orang tua, guru dan teman juga menjadi semakin hilang. Anak-anak sekolah dengan mudah mengejek kekurangan teman dan bahkan orang tua teman dijadikan sebagai bahan ejek-ejekan.
Pendidikan sekolah terlalu menekankan pengajaran. Pengolahan otak dengan berbagai macam pelajaran ditekankan dan penilaian berdasarkan hasil itu. Sedangkan pendidikan budi pekerti yang di dalamnya ada pendidikan sopan santun terpinggirkan. Oleh karena itu apa yang muncul dari pendapat Abda’la tidak mengherankan dan akan terus menuju ke yang lebih buruk. Apalagi adanya “fullday school” dimana anak-anak lebih banyak di sekolah maka kalau pendidikan budi pekerti tidak mendapatkan tempat yang layak maka kehancuran kemanusiaan tinggal menunggu waktu.
Budi pekerti seseorang yang nampak dalam perilaku, tutur kata dan relasi dengan orang lain menunjukkan kualitas pribadi seseorang sebagai manusia yang beradab. Apa gunanya orang pandai tetapi tidak beradab?

Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar