Selasa, 21 Februari 2017

Renungan : oleh Romo Rusbani Setiawan BS
Catatan di Penghujung Hari
21 Februari 2017

Di media social, dalam dua hari terakhir muncul ajakan untuk melakukan demonstrasi (aksi damai) 212 ke gedung DPR – MPR. Dalam ajakan itu juga disebutkan beberapa tuntutan antara lain: Penjarakan Ahok, Penjarakan Penista agama, turunkan Jokowi – JK, turunkan Tito Karnavian, Hentikan kriminalisasi ulama. Tuntutan-tuntutan itu bersumber dari kasus Ahok yang menjadi tersangka kasus penistaan agama dan sampai sekarang masih berproses di pengadilan sementara Ahok kembali menjalankan tugas sebagai Gubernur setelah masa cuti kampanye berakhir. Disamping itu juga adanya proses kepolisian terhadap Habib Riziq dan beberapa ulama.
Mencermati apa yang dilakukan oleh rekan-rekan penganjur gerakan aksi damai 212 dengan segala tuntutannya terasa aneh dan lucu. Perilaku itu mengingatkan akan perilaku anak kecil yang manja dan bandel. Anak kecil seperti itu seringkali berulah mencari perhatian terus menerus dan ingin mendapatkan keistimewaan. Tidak pernah mau menerima bila saudaranya atau orang lain mendapat yang sama apalagi lebih darinya. Anak seperti ini akan selalu rewel dan membuat ulah agar mendapatkan perhatian terus menerus. Selain itu ada sikap yang dalam Bahasa Jawa disebut ora pandak yang artinya kurang lebih adalah sikap pecundang. Anak yang ora pandak sering mengejek atau melukai orang lain tetapi bila tersentuh sedikit akan marah atau merajuk luar biasa. Orang lain harus dihukum karena kesalahannya tetapi bila dirinya yang salah tidak mau menerima hukuman dan membuat ulah agar tidak dihukum. Anak seperti ini dalam keluarga amat merepotkan orang tua dan saudara-saudara maupun teman-temannya. Sikap yang bisa diambil oleh orang tua adalah mendiamkan artinya membiarkan berulah sampai capek dan jangan diberi perhatian atau mendisiplinkan dengan ketegasan agar berubah sikapnya. Anak seperti ini bila selalu dituruti maka ke depan akan mengerikan dan berakibat buruk bagi keluarga dan masyarakat.
Rasanya pemerintah perlu bersikap sebagai orang tua yang tegas dalam mendisiplinkan anak, berhadapan dengan rekan-rekan penganjur gerakan-gerakan demonstrasi 212 dan sejenisnya. Jika dibiarkan dan dituruti, negarapun mereka minta untuk kepentingan dirinya. Dan bila itu terjadi kehancuran yang akan dialami. Sebelum terlambat dan meratap perlu diambil sikap.

Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar