Oleh : Romo Rusbani Setiawan
Catatan di Penghujung Hari,
04 Januari 2017
Hari ini begitu banyak kiriman gambar dan atau tulisan
tentang “Fitsa Hats” di media sosial. Kiranya gambar dan atau tulisan itu menjadi viral di media sosial. Entah sumber dan usulnya dari mana atau siapa tetapi
patut diduga mereka yang mengirim ke orang lain hanya sekedar forward atau copy
paste; dan mereka pun tidak tahu asal usulnya. Semua yang menerima tanpa
mengerti maksud untuk apa gambar dan
tulisan itu dibuat akan mentertawakan itu sebagai lelucon. Tidak seorangpun tahu apa maksud sebenarnya dari yang membuat
gambar dan tulisan itu, tetapi kesan yang muncul ini lelucon.
Gambar dan atau tulisan lucu itu muncul dari Berita Acara
Pemeriksaan untuk saksi kasus Ahok atas
nama Habib Novel. Oleh karena itu tidak dapat disangkal bahwa lelucon itu
mengandung maksud mengolok-olok Habib Novel.
Mengolok-olok seseorang atau beberapa orang dengan gambar
dan atau tulisan lucu yang membuat orang tertawa dan atau mentertawakan, bukan baru
kali ini saja dan ini bukan pertama kali. Betapa menyedihkan kalau lelucon itu memang
sengaja dimaksudkan untuk mengolok-olok sesorang atau beberapa orang. Bukankah
olok-olokan semacam itu merendahkan martabat seseorang; dan dengan demikian mencederai
kemanusiaan?
Maka ketika menerima
dan tertawa atau mengirimkan ke orang lain, sadar atau tidak mengambil bagian
dalam pencederaan kemanusiaan itu. Lebih mengerikan lagi ketika lelucon-lelucon
seperti itu sudah dianggap biasa, dan yang komentar hal itu sebagai pecederaan
kemanusiaan dianggap terlalu serius dan kurang sense of humor. Sudahkah kita
kehilangan humor atau lelucon yang cerdas tanpa harus merendahkan orang lain?
Cara sederhana untuk menghilangkan lelucon yang mencederai
kemanusiaan adalah bila menerima lelucon semacam itu cukup sampai diriku
sendiri, tidak untuk disebarkan.
Tekhnologi diciptakan untuk kemuliaan manusia bukan untuk
mencederai kemanusiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar