Sabtu, 07 Januari 2017

Renungan oleh : Romo Rusbani Setiawan BS.
Catatan di Penghujung Hari
06 Januari 2017

Setelah ramai soal gambar dan tulisan tentang  Fitsa Hats, di media sosial ramai obrolan berkaitan dengan pembelaan diri Habib Novel. Merasa dituduh bekerja di perusahaan Amerika (franchise Pizza Hut) Ia membela diri dengan mengatakan bahwa yang mengatakan dirinya bekerja di perusahaan Amerika adalah orang-orang bodoh karena Pizza Hut itu perusahaan Italia. Pembelaan Habib Novel ditanggapi Netizen dengan data-data tentang Perusahaan wara laba Pizza Hut dan jelas bahwa perusahaan itu didirikan di Amerika. Akibatnya terjadi lagi olok-olok untuk Habib Novel.
            Berkaitan dengan kecepaatan orang menanggapi sesuatu, kiranya dapat dibedakan antaran orang yang tenang responsive dan orang yang reaktif. Orang yang tenang dan responsive itu baik dan sering kali menjadi tanda tingkat kecerdasan seseorang. Orang yang tenang responsive mengandaikan kedalaman dan keluasan cakarawala pengetahuan.  Sebaliknya orang yang reaktif sering kali cenderung dinilai negative, karena orang yang reaktif sering kali tidak ditandai dengan ketenangan, kedalaman dan keluasan cakrawala pengetahuan. Orang yang reaktif lebih cenderung berdasarkan pada emosi batin yang menjurus pada kemarahan atau menyerang.
Dalam keadaan emosi yang menjurus pada kemarahan kiranya diam menjadi pilihan terbaik. Diam tidak berarti bodoh; tidak berarti takut dan kalah. Dalam diam pikiran dan hati menjadi hening dan bening sehingga menghantar pada kedalam hati dan budi.
            Menjadi orang yang reaktif atau orang yang responsive adalah pilihan dan hasil olah diri.


Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar