Catatan di Penghujung Hari
17 Januari 2017
17 Januari 2017
Presiden Joko
Widodo, sebagaimana diberitakan Harian Kompas hari ini, mengajak semua
pihak, termasuk TNI dan Polri mempunyai visi yang sama. Ajakan Presiden
ini menunjukkan bahwa banyak pihak termasuk TNI dan Polri sebagai
pemeran di negeri ini tidak mempunyai visi yang sama. Ajakan Presiden
terasa aneh karena masih muncul di tahun ketiga masa pemerintahannya.
Kalau dianalogikan Presiden sebagai konduktor sebuah orchestra dan para
pemeran negeri ini sebagai pemain
musiknya, betapa mengerikan orchestra itu karena setiap pemain musik
bermain sendiri-sendiri semaunya tanpa mempedulikan konduktornya. Dan
sudah dapat dipastikan musik yang dihasilkan oleh orchestra itu bukan
musik yang enak dan nyaman untuk dinikmati.
Setiap calon pemimpin, baik pemimpin negara maupun pemimpin daerah selalu menyampaikan visi dan misinya dalam masa kampanye. Dan tidak jarang visi dan misi para calon pemimpin ini diuji dalam berbagai forum kampanye. Ketika seorang pemimpin telah terpilih dalam pemilu, maka dengan demikian visi dan misi pemimpin terpilihlah yang berlaku. Semua pemeran pemerintahan harus menyesuaikan diri dengan visi dan misi pemimpin terpilih. Perbedaan pandangan dan lain sebagainya yang terjadi selama masa kampanye seharusnya berakhir. Semua elemen menyatukan diri dengan visi dan misi pemimpin terpilih.
Kemampuan untuk menyatukan diri dengan visi dan misi pemimpin terpilih mengandaikan kedewasaan dalam berpolitik. Berani bertarung berarti siap menang dan siap kalah. Tampaknya yang banyak ditampilkan di panggung politik di negeri ini masih politisi-politisi yang belum sampai pada taraf kedewasaan berpolitik yang dibutuhkan. Kenapa politisi-politisi yang belum sampai pada taraf kedewasaan berpolitik lebih banyak merebut panggung; jangan-jangan banyak orang yang sudah mencapai kedewasaan berpolitik enggan turun kepanggung. Negeri ini membutuhkan semakin banyak orang yang mempunyai kedewasaan berpolitik untuk turun ke panggung, bukan menjadi penonton saja.
Setiap calon pemimpin, baik pemimpin negara maupun pemimpin daerah selalu menyampaikan visi dan misinya dalam masa kampanye. Dan tidak jarang visi dan misi para calon pemimpin ini diuji dalam berbagai forum kampanye. Ketika seorang pemimpin telah terpilih dalam pemilu, maka dengan demikian visi dan misi pemimpin terpilihlah yang berlaku. Semua pemeran pemerintahan harus menyesuaikan diri dengan visi dan misi pemimpin terpilih. Perbedaan pandangan dan lain sebagainya yang terjadi selama masa kampanye seharusnya berakhir. Semua elemen menyatukan diri dengan visi dan misi pemimpin terpilih.
Kemampuan untuk menyatukan diri dengan visi dan misi pemimpin terpilih mengandaikan kedewasaan dalam berpolitik. Berani bertarung berarti siap menang dan siap kalah. Tampaknya yang banyak ditampilkan di panggung politik di negeri ini masih politisi-politisi yang belum sampai pada taraf kedewasaan berpolitik yang dibutuhkan. Kenapa politisi-politisi yang belum sampai pada taraf kedewasaan berpolitik lebih banyak merebut panggung; jangan-jangan banyak orang yang sudah mencapai kedewasaan berpolitik enggan turun kepanggung. Negeri ini membutuhkan semakin banyak orang yang mempunyai kedewasaan berpolitik untuk turun ke panggung, bukan menjadi penonton saja.
Iwan Roes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar