Rabu, 15 Maret 2017

Renungan : oleh Romo Rusbani Setiawan BS
 
Catatan di Penghujung Hari
15 Maret 2017

Dalam sebuah perjumpaan dengan seorang sahabat yang memiliki hobi fotografi dan traveling, ia mensharingkan kegelisahannya. Kegelisahan yang muncul ketika berhadapan dengan pertanyaan ratusan foto atau bahkan ribuan foto hasil perjalanan itu untuk apa? Berapa banyak uang yang telah dihabiskan untuk semua itu. Jawaban yang paling mudah yang ia katakan adalah:” sebodo amat orang mau mengatakan apa, tetapi aku senang dan menikmati semua perjalanan dan aktifitas fotografi maka sulit bagiku untuk tidak pergi dan memotret.” Namun jawaban itu tetap tidak bisa menghilangkan kegelisahannya.
Ia mesharingkan pengalaman perjalanannya, “ ketika aku melihat alam atau orang dalam perjalananku sering aku merasakan perasaan yang luar biasa, pengalaman kekaguman dan syukur yang menggetarkan yang tidak bisa aku ungkapkan dengan cerita. Aku mengabadikan apa yang aku lihat dan aku abadikan dalam sepotong gambar.” Bagaimana ekspresi dia bercerita, menggambarkan bahwa ia mengalami keterpesonaan dan cinta yang mendalam. Maka sepotong gambar yang dihasilkannya merupakan ekspresi pengalaman cinta dan keterpesonaannya. Sepotong gambar yang dihasilkan merupakan satu gambar terpilih dari puluhan hasil jepretan di tempat yang sama dengan berbagai perbedaan sudut pandang maupun tekhnik pengambilan gambar. Sepotong gambar itu juga mewakili perjuangan yang menunjukkan gairah (passion) seseorang yang sedang terpesona dan jatuh cinta. Artinya sepotong gambar yang dihasilkan adalah buah discresi untuk mewartakan Kemuliaan Pencipta yang dahsyat menggetarkan namun sekaligus penuh cinta.
​Pengalaman perjalanan kegiatan fotografi tanpa disadari mengasah kepekaan mata hati dengan melihat ciptaan menghantar pada pengalaman akan Sang Pencipta yang begitu dekat, penuh cinta namun sekaligus yang agung menggetarkan. Namun demikian pengalaman perjalanan itu adalah pengalaman yang “luar biasa”. Tantangannya adalah bagaimana kepekaan hati itu selalu hadir dalam kehidupan yang biasa sehari-hari. Artinya dalam hidup sehari-hari yang rutin melalui perjumpaan-perjumpaan dan aktifitas harian mampu melihat, merasakan dan mengalami kehadiran Tuhan yang menggetarkan namun sekaligus penuh cinta. Dengan demikian hidupnya penuh gairah, penuh penghormatan dan pelayanan karena ia mengalami cinta dan selalu memancarkan cinta.
​ Akhirnya sepenggal foto bukan sekedar bukti perjalanan fotografi, atau sekedar hobi yang mengkatarsis hidup akan tetapi sepenggal foto menunjukkan peziarahan panjang yang tak pernah usai untuk mampu menemukan dan mengalami Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar