Senin, 03 April 2017

Renungan : oleh Romo Rusbani Setiawan BS.
Catatan di Penghujung Hari
3 April 2017

Dalam berita Harian Kompas Hari Minggu tanggal 2 April di bawah judul Negara Tak Boleh Kalah memberitakan penenggalaman 81 kapal ikan ilegal di seluruh Indonesia. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa pemindahan komando penenggelaman di Ambon karena ingin menunjukkan bahwa di Maluku Pemerintah Indonesia tetap berdaulat dan NKRI tidak boleh kalah oleh mafia illegal fishing. Langkah tegas dan berani Susi Pudjiastuti mendapat apriasiasi dan dukungan banyak orang meski pada awal karyanya sering mendapatkan tantangan dan cibiran. Keberanian dan konsitensi serta integritasnya mampu mengalahkan para pencibirnya.
Negeri ini butuh banyak pejabat seperti Susi yang berani mengatakan dan bertindak bahwa Pemerintah Indonesia tetap berdaulat dan NKRI tidak boleh kalah oleh mafia. Negeri ini penuh dengan mafia dari mafia kelas teri sampai kelas kakap, dari mafia yang berjubah birokrat sampai mafia yang berjubah agama. Maka tidak mengherankan kalau hampir tidak ada satu bidangpun yang tidak ada mafianya. Mafia telah menjerat dan menguasai banyak penyelenggara negara dan pelayan masyarakat. Ada semacam simbiosis mutualisme antara para mafia dan penyelenggara negara serta pelayan masyarakat. Maka karenanya negara sering dirasakan tidak hadir dan Pemerintah tidak berdaulat. Akibat dari semua itu rakyatlah yang banyak dirugikan, yang paling kentara adalah mahalnya harga kebutuhan pokok serta mahalnya harga keadilan bagi masyarakat.
Mafia yang bertindak bagai lintah menyedot kesejahteraan rakyat hanya mungkin disingkirkan bila para penyelenggara negara dan pelayan masyarakat punya integritas tinggi dan sadar betul akan tugas dan tanggung jawab terhadap negara dan masyarakat, serta punya nyali dan untuk “bertempur” dalam waktu yang panjang dan konsisten. Tanpa kemampuan-kemampuan tersebut mereka hanya akan menjadi alat penghisap untuk para mafia atau tersingkir dari system yang telah dikuasai mafia.
Negeri ini banyak menyediakan orang baik tapi tidak banyak yang punya nyali dan energi untuk “bertempur” dalam yang panjang dan konsiten.

Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar