Minggu, 02 April 2017

Renungan : oleh Romo Rusbani Setiawan BS.
Catatan di Penghujung Hari
31 Maret 2017

Perangkat komputer atau gadget bila kelebihan beban akan menjadi lambat dalam merespon perintah, menjadi eror atau bahkan menjadi tidak bisa dipergunakan. Salah satu cara untuk mengatasi hal itu biasanya adalah menghapus beberapa data yang tidak perlu sehingga beban berkurang dan memulai proses awal. Cara lain yang biasa dilakukan adalah menambah kemampuan penyimpanan; itu bisa dilakukan kalau perangkat memungkinkan untuk ditambah kapasitas penyimpanannya. Cara yang paling mudah adalah mengganti perangkat dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi apa yang terjadi apabila manusia yang kelebihan beban ?
Sebuah media cetak Nasional memberitakan bahwa penduduk Jakarta kelebihan beban. Kelebihan beban dalam konteks ini adalah beban psikologis yang ditanggung oleh penduduk Jakarta amat berat. Beban yang amat berat adalah beban dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak, bahkan banyak yang terbebani untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup yang amat dasar. Sebagian besar penduduk Jakarta bertempat tinggal jauh dari tempat mereka bekerja. Dari sisi ini sudah ada beban dalam usaha mencapai tempat bekerja berhadapan dengan usaha mendapatkan transportasi umum dan atau kepadatan lalulintas. Di samping itu masih banyak hal dapat disebut yang berpotensi menjadi beban bagi penduduk Jakarta. Dengan adanya begitu banyak beban maka menjadikan kelelahan baik fisik maupun psikis akibat yang paling menonjol adalah kemampuan mengontrol emosi menjadi rendah dan kemampuan untuk mencerna sesuatu menjadi rendah pula. Bukan berarti menjadi bodoh tetapi kemampuan untuk bernalar dan menimbang dengan jernih menjadi luntur. Beban yang berlebihan dengan akibat turunnya kemampuan mengontrol emosi dan bernalar serta menimbang dengan jernih mudah sekali terpicu dengan hal-hal yang menyentuh sisi sentimen mereka.
Tampaknya hal tersebut ditangkap oleh orang-orang tertentu yang ingin memanfaat kelemahan mereka untuk kepentingan politik atau kepentingan golongan tertentu. Isu penistaan agama adalah salah satu isu yang menyentuh sentiment mereka dan mempunyai daya ledak yang amat kuat. Gerakan-gerakan yang dikenal dengan 411, 212 dan sekarang 313 menunjukkan hal tersebut. Mereka yang ikut gerakan itu sebagian besar tidak melihat atau mendengar pidato Ahok di Pulau Pramuka, bahkan sebagian besar para penggerak juga tidak. Namun isu penistaan agama bisa menggerakan begitu banyak orang. Artinya mereka yang ikut gerakan itu tidak mampu menggunakan nalar dengan jernih; karena untuk yang bernalar jernih pasti akan menilisik tentang kebenaran dari sebuah berita. Betapa menyedihkan kelemahan bukan dibantu dicarikan untuk menemukan jalan keluar akan tetapi justru dimanfaatkan untuk kepentingan politik dan atau kepentingan golongan tertentu.
Betapa jahat mereka yang memanfaat kelemahan penduduk akibat kelebihan beban ini. Karena tanpa disadari mereka meletakkan beban baru atas mereka yang kelebihan beban.

Iwan Roes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar